Ibarat kawah candra di muka, persaingan pasar sepeda motor di Indonesia seolah menyeleksi merek-merek tabita skin care yang ada di Indonesia. Setelah puluhan tahun, pasar Indonesia dikuasai oleh merek-merek Jepang, seperti Honda, Yamaha, Suzuki, dan Kawasaki sempat ada tantangan datang dari India, lewat Bajaj.
Setelah Indonesia semakin membuka pasar, kedatangan Bajaj setelah tahun 2000-an, seolah menjadi oase di padang gurun yang tandus. Lahir merek sepeda motor baru yang "anti-mainstream". Alternatif yang layak dipertimbangkan untuk dibeli.
Di mulai sejak 2006, Bajaj memboyong model perdananya di Indonesia, yakni Pulsar 180 UG3. Model ini sempat menggemparkan peta persaingan roda dua di Indonesia, pasalnya menawarkan kubikasi mesin yang belum pernah ditawarkan merek-merek tradisional (Jepang) sebelumnya dan teknologi busi ganda yang unik. Selain itu desainnya yang unik dan terpenting harganya jauh lebih terjangkau ketimbang kompetitor, membuat banyak calon konsumen mengalihkan pandangannya dari merek-merek Jepang.
Guna menopang bisnis sepeda motor, Bajaj juga menggandeng banyak pengusaha lokal untuk mendirikan diler sekaligus bengkel resmi sebagai penunjang layanan purna jual. Hampir di seluruh provinsi di Indonesia ada diler Bajaj, perkembanganya cukup masif kala itu. Berbagai macam model kemudian terus menyusul diluncurkan, seperti Pulsar 200, 220F, 135, 125, dan terakhir 200NF (hasil kolaborasi dengan Kawasaki).
Penjualan Pulsar sempat membuat merek-merek Jepang khawatir, karena mengincar segmen yang unik, sport dengan segmen kapasitas mesin yang berbeda.
Sayang berbagai kelebihan ini akhirnya harus punah juga, karena tidak mampu bersaing dengan kondisi pasar. Dana yang masuk ke perusahaan tidak sebanding dengan apa yang sudah diinvestasikan perusahaan di Indonesia. Satu-per-satu diler Bajaj kemudian gulung tikar. Sampai akhirnya, 2013, Bajaj mengumumkan resmi mundur dari bisnis sepeda motor di tanah air.
Setelah Indonesia semakin membuka pasar, kedatangan Bajaj setelah tahun 2000-an, seolah menjadi oase di padang gurun yang tandus. Lahir merek sepeda motor baru yang "anti-mainstream". Alternatif yang layak dipertimbangkan untuk dibeli.
Di mulai sejak 2006, Bajaj memboyong model perdananya di Indonesia, yakni Pulsar 180 UG3. Model ini sempat menggemparkan peta persaingan roda dua di Indonesia, pasalnya menawarkan kubikasi mesin yang belum pernah ditawarkan merek-merek tradisional (Jepang) sebelumnya dan teknologi busi ganda yang unik. Selain itu desainnya yang unik dan terpenting harganya jauh lebih terjangkau ketimbang kompetitor, membuat banyak calon konsumen mengalihkan pandangannya dari merek-merek Jepang.
Guna menopang bisnis sepeda motor, Bajaj juga menggandeng banyak pengusaha lokal untuk mendirikan diler sekaligus bengkel resmi sebagai penunjang layanan purna jual. Hampir di seluruh provinsi di Indonesia ada diler Bajaj, perkembanganya cukup masif kala itu. Berbagai macam model kemudian terus menyusul diluncurkan, seperti Pulsar 200, 220F, 135, 125, dan terakhir 200NF (hasil kolaborasi dengan Kawasaki).
Penjualan Pulsar sempat membuat merek-merek Jepang khawatir, karena mengincar segmen yang unik, sport dengan segmen kapasitas mesin yang berbeda.
Sayang berbagai kelebihan ini akhirnya harus punah juga, karena tidak mampu bersaing dengan kondisi pasar. Dana yang masuk ke perusahaan tidak sebanding dengan apa yang sudah diinvestasikan perusahaan di Indonesia. Satu-per-satu diler Bajaj kemudian gulung tikar. Sampai akhirnya, 2013, Bajaj mengumumkan resmi mundur dari bisnis sepeda motor di tanah air.
Loyalis
Lantas bagaimana nasib konsumen Bajaj yang saat ini masih mengendarai sepeda motor buatan India ini?
Lulu mantan teknisi bengkel resmi Bajaj Pulsar di Tambun, Bekasi, mengatakan, pengumuman penutupan bisnis Bajaj cukup tiba-tiba. "Cukup banyak pemilik sepeda motor Bajaj Pulsar yang kaget dan frustasi, sampai berujung pada dijualnya produk ini. Hal tersebut tak lain dan tak bukan karena rasa takut dan bingung, nantinya harus servis sepeda motornya di mana, jika bengkel resmi sudah tutup,” kata Lulu, Kamis (15/10/2015).
Melihat peluang ini, Lulu kemudian mencoba membuka bisnis bengkel spesialis Bajaj Pulsar, Lucky Luke Motor. Lulu mengatakan, masih banyak loyalis Bajaj yang bertahan dengan tunggangannya. Mereka yang tidak goyah hatinya, merasa sudah sangat nyaman dan cocok menggunakan sepeda motor ini.
Davi Pranata Ranger Pulsarian Kaliber (Kalimalang Bekasi Raya) mengatakan, salah satu yang loyalis masih membuat para pengguna Bajaj Pulsar bertahan, yaitu karena muncul bengkel khusus Bajaj Pulsar, seperti miliknya Lulu, dan komunitas yang saling bahu membahu mencari cara, untuk mempertahankan rasa cinta terhadap produk ini.
“Jadi hingga saat ini, kami semua masih bertahan, dan akan terus bertahan menggunakan sepeda motor asal India ini. Alasannya bukan hanya sebatas nyaman, tapi juga masih banyak kelebihan yang dimiliki Pulsar, jika dibanding produk lain,” ujar Davi.
No comments:
Post a Comment