Lebih dari seribu th dulu, biksu-biksu Buddha di Jepang mengawali ritual menggiling daun-daun teh hijau jadi bubuk, mencampurkannya dgn air panas diaduk dgn bambu, dulu teh diminum bersama-sama dari satu cangkir.
Di Amerika, sekarang matcha dibuat jadi latte, ditaburkan di cheesecake, dicampur bersama cokat, & bahkan dapat ditemukan dalam minuman bourbon.
Teh hijau yg ditumbuk jadi bubuk halus ini sedang ternama di Amerika Serikat, seperti kelihatan bersama jumlahnya bar matcha di kota-kota gede sejak mulai dari Los Angeles sampai New York & peritel raksasa seperti Teavana mulai sejak memproduksi type teh ini. Para chef memanfaatkan matcha dalam beraneka kreasi mereka, mulai sejak dari kue, cocktail, meneruskan teh berwarna hijau cerah ini dgn cita rasanya yg lembut ke dalam bermacam macam kombinasi kuliner.
Direktur Teavana Annie Young-Scrivner bahkan memanfaatkan matcha utk masker wajahnya.
"Luar biasa," jelasnya. "Mengencangkan wajah."
Meningkatnya permintaan bakal matcha di Amerika Serikat berdampak memompa produksi tencha di Jepang. Tencha merupakan nama daun teh hijau mentah yg selanjutnya ditumbuk jadi matcha. Produksi tencha ini naik dua kali lipat di Kyoto dalam 10 thn terakhir, meningkat dari 564 ton di th 2003 jadi lebih dari 1.163 ton kepada 2013. Tencha yg tadinya dipetik dgn tangan, sekarang diproduksi massal. Mesin-mesin husus memetik daun di pohon & menyingkirkan tangkai & kerangka daun sebelum sisanya digerus dgn batu granit & dimasukkan dalam kaleng-kaleng yg setelah itu ditutup rapat.
Para tersangka industri menginginkan matcha sebuah hri jadi salah satu bahan yg ada di tiap-tiap dapur di Amerika, seperti halnya kecap asin yg mulai sejak ternama di Amerika sesudah Perang Dunia Ke-2. Mereka serta menginginkan histori kuliner teh ini yg tajir & panjang tak hilang seiring dgn makin lazimnya product ini.
"Idealnya, orang mampu menuntut ilmu bagaimanakah caranya menyiapkan teh ini pun, tidak cuma meminumnya," kata Kazumi Nishiguchi, direktur asosiasi pembuat teh di Kyoto. "Kami butuh mengekspor budaya ini serta. & utama bahwa ini dilakukan bersama cocok."
Matcha pertama-tama dimakan kepada zaman dinasti Tsang di China & seterusnya diboyong ke Jepang oleh para pendeta & biksu. Orang Jepang dulu mengembangkan upacara teh yg diiringi doa & meditasi & menciptakan proses pengerjaan matcha lebih sempurna. Tanaman-tanaman teh ditutupi dgn kain 2-4 pekan sebelum dipetik, dikala tanaman sedang mengandung tidak sedikit klorofil & nutrisi yang lain, sebelum selanjutnya dipanen. Para biksu senang matcha yg memiliki resiko menenangkan.
Menghindarkan daun teh dari sinar matahari cepat nyata-nyatanya meningkatkan kadar asam amino, & matcha mengandung 10 kali lipat antioksidan dibanding teh biasa. Matcha serta berikan energi, tetapi bersama kadar kafein lebih rendah dibanding kopi.
Matcha mula-mula kali masuk ke pasaran Amerika Serikat lewat pasar swalayan Jepang di kota-kota seperti Los Angeles, yg mempunyai komunitas masyarakat Jepang paling besar diluar Jepang. Dalam sekian banyak thn terakhir, mengonsumsi teh dengan cara umum di Amerika meningkat. Nilai penjualan teh di AS meningkat dari di bawah 2 miliar dolar AS kepada thn 1990 jadi lebih dari 10 miliar dolar kepada 2014, menurut laporan tahunan oleh Asosiasi Teh AS. Penjualan teh hijau tetap belum melampaui teh hitam di pasaran, namun mulai sejak melonjak seiring bersama meningkatnya daya tarik teh-teh husus seperti matcha.
Meski tren keseluruhannya naik, impor teh hijau ke AS turun 27 % thn dulu.
"Ini tetap negeri peminum kopi," kata Jonas Feliciano, manajer klien di Kelompok Nielsen Perishables.
Sekian Banyak pembuat matcha di AS sudah melaporkan pertumbuhan penjualan. DoMatcha, yg dipasarkan di Whole Foods & toko-toko kusus, naik penjualannya 30 prosen, sementara penjualan Ippodo meningkat 20-25 prosen dalam tahun-tahun belakangan & mengakses toko pertamanya di luar Jepang di New York kepada thn 2013. Waralaba seperti Starbucks pun sekarang menawari green tea latte bersama matcha, sementara Teavana jual pengaduk matcha yg terbuat dari bambu.
Demam product matcha pun nampak di Jepang. "Produk-produk manis yg mengandung matcha ada di mana-mana," kata Kenichi
Kano, direktur internasional Ippodo. "Kue matcha, coklat matcha,
macaroon matcha."'
Bersama makin sibuknya orang Jepang, matcha yg siap diminum menukar upacara teh & restoran bereksperimen bersama bubuk & ekstrak matcha utk es krim, bir & minuman alkohol yang lain.
"Warga Jepang menghormati upacara teh tradisional," kata Rona Tison, wakil direktur Ito En, salah satu distributor teh hijau paling besar di dunia. "Tapi mereka mampu jadi kebarat-baratan serta."
tabita skin care asli
No comments:
Post a Comment