Monday, September 28, 2015

Sektor industri Indonesia 'akan' kena imbas krisis Yunani


Bidang industri Indonesia dapat makin tabita skin care terpukul akibat penurunan nilai edit rp pada dollar Amerika Serikat yg didorong oleh krisis ekonomi Yunani, kata pengamat.
Kepala Instansi Penyelidikan Ekonomi & Penduduk (LPEM) Kampus Indonesia, I Kadek Dian Sutrisna Artha, menyampaikan krisis ekonomi Yunani dalam jangka pendek dapat berikan efek pada pasar keuangan global, terutama nilai ganti euro pada dollar AS yg menurun. Konsekuensinya, dollar AS kian kuat didunia.
Di Indonesia, penguatan dollar AS mengakibatkan nilai edit rp pada dollar AS melemah. Berdasarkan data Bank Indonesia, nilai ganti rp pada mata duit Amerika Serikat terhadap Senin (06/07) mencapai Rp13.286 rp per US$1.
Situasi itu, menurut Kadek, merugikan bidang riil Indonesia, terutama industri.
“Sebab, bahan baku bahkan barang aset industri domestik tidak sedikit tergantung impor. Dgn terdepresiasinya rp kepada dollar AS, mengimpor bahan baku dapat makin mahal,” kata Kadek.
Kenyataan ini, kata beliau, searah bersama publikasi Tubuh Pusat Statistik terhadap Mei 2015 yg menyebut neraca perdagangan surplus & kepada dikala bersamaan impor bahan baku & barang bekal mengalami penurunan.
“Neraca perdagangan surplus bukan berarti kinerja perekonomian membaik. Kayaknya saja surplus, namun belanja bahan baku impor utk memproduksi barang ekspor menurun. Ini menunjukkan pelemahan dalam ekonomi domestik, terutama di bagian industri manufaktur,” kata Kadek.

Keadaan ekonomi
Kendati begitu, krisis ekonomi yg sekarang berjalan di Yunani diyakini tak bakal dialami Indonesia.
Ketua Dewan Pertimbangan Presiden, ekonom Sri Adiningsih, menyampaikan jumlah utang Indonesia dalam type aman, adalah kurang lebih 30% prosen dari Product Domestik Bruto (PDB). Adapun kebanyakan defisit Budget Belanja Pendapatan Nasional (ABPN) mencapai 2% dari PDB.
“Saya percaya, di Indonesia sekarang ini kita tak seperti itu, jauh dari keadaan Yunani. System perbankan kita lebih kuat, sehat. Ada kebijakan defisit APBN maksimum 3% dari PDB. Itu menciptakan pemerintah dipaksa bijaksana dalam mengelola APBN,” kata Sri pada jurnalis BBC Indonesia, Jerome Wirawan.
Utang luar negara Yunani waktu ini mencapai 360 miliar euro, atau kurang lebih Rupiah 5.345 triliun. Rasio utang pada PDB Yunani bahkan menembus 177%.
Tapi, hasil referendum Yunani menunjukkan nyaris 62% nada pilih ‘Tidak’. Adapun yg menyebut "Ya" berjumlah 38%.
Referendum Pekan (05/07) sejatinya berikan pilihan terhadap rakyat Yunani buat menyetujui atau menolak proposal Troika, yg terdiri dari Komisi Eropa, Bank Sentral Eropa, & Dana Moneter Internasional (IMF).
Proposal itu semula diajukan ke Mula-mula Menteri Yunani Alexis Tsipras buat mengucurkan dana talangan se gede 7,2 miliar euro atau setara bersama Rp108 triliun.
Tetapi, Tsipras menolak persyaratan pengucuran dana talangan lantaran menilai Troika memberikan persyaratan yg terlampaui ketat.

No comments:

Post a Comment