Tiga orang yg diduga melaksanakan pembunuhan tabita skin care kepada beruang madu di Kalimantan Timur sukses dibekuk, menurut banyaknya laporan.
Penangkapan tersebut dilakukan sesudah suatu poto yg diduga mendokumentasikan praktik perburuan hewan langka itu mendapat kecaman di sarana sosial.
Group peminat satwa, ProFauna, kepada Jumat (25/09) mengunggah poto dari suatu customer Fb bernama Ronal Cristoper Ronal, yg memperlihatkan tiga orang, satu buah senapan, & bangkai beruang madu yg terlihat sedang dipotong.
Dalam unggahan aslinya, Ronal Cristoper posting, "tangkapan hri ini."
Tiga orang yg diringkus menyanggah laksanakan pembunuhan & menyampaikan beruang telah ditemukan dalam kondisi mati akibat jerat babi. Tapi mereka mengakui bahwa mereka memasak & memakan dagingnya.
Tetapi group penggemar satwa mengemukakan mereka tak sanggup lolos dari jeratan hukum sebab mempunyai sektor badan satwa dilindungi (dalam kondisi mati sekalipun) dilarang oleh hukum, kata Bayu Sandi, Koordinator ProFauna Borneo.
Unggahan yg sampai sekarang sudah dibagikan lebih dari 4.100 kali itu menuai beraneka reaksi yg didominasi oleh kemarahan & desakan supaya pemburunya dibekuk.
"Dimohon beri hukum yg setimpal aku tak tega menyaksikan seperti itu," kata konsumen Fb, Yoga Eka Nugraha.
Dimohon beri hukum yg setimpal aku tak tega menonton seperti itu
Yogi Eka Nugraha
Beruang madu termasuk juga hewan yg dilindungi & tersangka pembunuhan hewan ini sanggup terancam lima th penjara.
"Tidak ada data tentu terkait komunitas beruang madu di Kalimantan, tapi warga etika di sana yg kami temui menyampaikan bahwa hewan itu telah makin jarang kelihatan," kata Ketua ProFauna Rosek Nursahid pada BBC Indonesia.
Tapi tidak cuma menuai kecaman, unggahan ProFauna itu serta ditanggapi kritis oleh jumlahnya pembeli yg beranggapan group peminat satwa itu cuma konsentrasi terhadap perburuan hewan yg dilakukan individu, namun tak kepada korporasi agung yg menghancurkan habitat mereka.
Sebanyak orang pun menyebutkan dukungan terhadap tersangka bersama argumen bahwa aksi tersebut kemungkinan bidang dari 'tradisi warga lokal yg telah lama dipraktikan.'
Tetapi utk yg terakhir ini Rosek meragukannya lantaran penduduk kebiasaan yg mereka temui justru menentang perburuan semacam itu. "Dari photo serta tampak terang bahwa mereka memanfaatkan senapan mutakhir, bukan media perburuan tradisional."
Kejadian ini, menurut catatan ProFauna, sempat juga berlangsung terhadap 2014 dulu di Kalimantan Timur. Polisi waktu itu sukses menangkap Ricky Werang yg mengunggah fotonya sedang menguliti beruang madu di Fb.
BBC Indonesia cobalah mengkontak pemilik akun yg diduga mengunggah atas nama Ronal Cristoper Ronal buat klarifikasi tapi belum mendapat jawaban.
Minggu ini, kematian gajah penengah konflik bernama Yongki pula menuai kemarahan di sarana sosial. Yongki ditemukan tidak bernyawa dgn gading yg dicabut.
Kasus kekejaman pada binatang lain termasuk juga upaya penyelundupan kakatua lewat botol & trenggiling yg dibekukan.
No comments:
Post a Comment