Tinggi & langsing nyatanya bukan cuma kata-kata tabita skin care yg tidak jarang difungsikan utk menggambarkan seseorang model. Riset baru menunjukkan, orang bertubuh tinggi benar-benar condong lebih langsing.
Penemuan dalam riset itu menolong memaparkan kenapa beberapa orang dari negara-negara Skandinavia, seperti Swedia & Norwegia, condong tinggi-tinggi & langsing.
"Riset kami menemukan negara-negara bersama penduduk bertubuh tinggi dengan cara genetik condong langsing," kata peneliti Matthew Robinson dari University of Queensland Australia.
Komune masing-masing negeri memang lah berbeda-beda, termasuk juga tidak sama tinggi tubuh kebanyakan & tingkat waktu mereka dapat terkena jumlahnya penyakit. "Peran relatif gen & hal lingkungan dalam menempa perbedaan-perbedaan regional ini ada banyak belum ketahuan," ucap Robinson.
Dalam riset baru itu, peneliti periksa data dari studi genetik pada awal mulanya yg mengestimasi kawan kerja antara karakteristik fisik beberapa orang, seperti tinggi tubuh & perbedaan daerah dalam genom mereka.
Periset selanjutnya memakai data itu buat memprediksi tinggi & indeks massa badan 9.400 orang yg berasal dari 14 negeri Eropa didasarkan cuma kepada info genetik mereka.
Mereka menemukan, dengan cara umum, penduduk yg mempunyai gen yg ada hubungannya bersama badan tinggi pula mempunyai lebih tidak sedikit gen yg terkait dgn indeks massa badan lebih rendah.
Tetapi, peneliti serta mau tahu seberapa jauh perbedaan genetik itu (di bandingkan dgn perbedaan lingkungan) berperan terhadap orang bertubuh tinggi & langsing. Lantaran itu, mereka meneliti apakah perbedaan genetik antara beberapa orang dari 14 negeri senada dgn rata rata nasional tinggi tubuh & indeks massa badan masing-masing negeri.
"Kami menemukan bahwa perbedaan genetik antar-negara memberikan penjelasan bagi perbedaan tinggi tubuh nasional," kata Robinson. Mereka menemukan perbedaan regional terhadap gen mampu memaparkan 24 prosen variasi genetik terhadap tinggi tubuh & 8 prosen variasi genetik terhadap indeks massa badan.
Penemuan ini pun menyimpulkan perbedaan pola makan & pola hidup lebih memastikan daripada hal genetik dalam memastikan perbedaan indeks massa badan satu buah bangsa.
Kendati begitu, perbedaan genetik antar-negara yg ditemukan periset dalam studi ini "lebih agung dari yg diharapkan". "Artinya, perihal ini bisa jadi yaitu hasil dari seleksi alami yg berlangsung di satu titik terhadap musim dulu kepada tinggi & berat tubuh," jelasnya.
"Pada era dulu, diwaktu Eropa mulai sejak didiami manusia, karakteristik yg paling baik utk bersi kukuh hidup kemungkinan tidak serupa bersama di daerah Mediterania apabila di bandingkan daerah Eropa Utara," ujarnya.
Studi baru ini diterbitkan kepada jurnal daring bln September, Nature Genetics.
No comments:
Post a Comment